Teman saya,
Wendy, baru saja membicarakan
tentang fase kehidupan yang dikemukakan oleh Raditya Dika, sang penulis novel
best
seller Kambingjantan dan beberapa novel lainnya, dalam sebuah
stand up
comedy. Fase kehidupan tersebut antara lain:
Bayi - Anak-anak - Remaja - Alay
- Dewasa
Kenapa harus ada fase alay?
Karena, menurut Radith, proses menuju kedewasaan dari seorang remaja tidak
lepas dari ke-alay-an. Coba saja cek gaya sms, tweet, bahkan nama FB. Full
of alays, and I really mean it.
OK, move to Wendy's view.
Dia bilang, fase kehidupan manusia itu adalah sebagai berikut:
Bayi - Anak-anak - Remaja Cupu
- Ababil (ABG Labil) - Alay - Dewasa
Why?
Cupu. Semua orang pasti pernah mengalami ke-cupu-an, baik
tingkat rendah sampai tingkat tinggi sekali. Bagi yang tidak mengerti, cupu itu
berarti CULUN PUNYA, sebuah keadaan dimana seseorang itu masih sangat-sangat
lugu dan tidak gaul. Masa dimana seseorang masih berusaha terbebas dari sifat
kekanakan, tapi sayangnya masih belum berhasil.
Lalu
ABG Labil. Sebuah fase dimana seorang Anak Baru Gede MERASA bahwa
dirinya sudah layak untuk disebut sebagai orang dewasa dan bebas melakukan
apapun seperti layaknya orang dewasa, padahal kenyataannya mereka BELUM pantas
disebut orang dewasa. ABG labil identik dengan remaja-remaja sok eksis yang
sering galau.
And
all of you guys have known, Alay.
Tanda-tanda seorang alay sudah sangat dikenal. Menulis 5esu4Tu s3caRA
bErL3BihAn, lebay, sok eksis disana-sini, dan (mungkin) tidak tau malu.
Entahlah, this is just my opinion.
So, WHICH ONE ARE YOU?